Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan industri Indonesia menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Beberapa sektor bahkan sudah masuk dalam kategori “alarm bahaya” karena kontraksi yang dalam, penurunan ekspor, atau ketergantungan pada bahan baku impor.
Faktor seperti melemahnya permintaan global, kenaikan harga energi, hingga persaingan dengan produk impor menjadi penyebab utama. Lalu, industri mana saja yang paling terdampak? Berikut analisisnya.
Sektor Industri yang Sudah Masuk Alarm Bahaya
1. Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) – Tertekan Impor dan Biaya Produksi
Industri TPT Indonesia terus merosot akibat banjirnya produk impor murah, terutama dari China dan Vietnam. Selain itu, kenaikan harga bahan baku dan energi memperparah daya saing.
- Data BPS (2023): Pertumbuhan industri tekstil hanya 0,5%, terendah dalam dekade.
- Ekspor turun 15% akibat lesunya permintaan global.
2. Otomotif – Penjualan Kendaraan Melambat
Sektor otomotif mulai menunjukkan tanda kelelahan setelah sebelumnya tumbuh pesat.
- Penjualan kendaraan bermotor turun 8% (2023 vs 2024).
- Harga bahan bakar dan suku cadang impor membebani konsumen dan produsen.
3. Elektronik – Kalah Bersaing dengan Produk Impor
Industri elektronik dalam negeri kesulitan bersaing dengan produk China dan Korea yang lebih murah.
- Tingkat utilisasi pabrik elektronik hanya 60% (BI, 2025).
- Komponen impor masih dominan, membuat harga produk lokal kurang kompetitif.
4. Makanan dan Minuman – Tekanan Inflasi Bahan Baku
Meski termasuk sektor resilient, industri makanan dan minuman mulai terhambat oleh:
- Kenaikan harga gula, kedelai, dan gandum impor.
- Biaya logistik yang tinggi memengaruhi harga jual.
Faktor Penyebab Pelemahan Industri
- Ketergantungan Bahan Baku Impor
Banyak industri masih bergantung pada bahan baku impor, sehingga terkena dampak fluktuasi harga global. - Dayasaing Rendah vs Negara ASEAN
Vietnam dan Thailand lebih unggul dalam efisiensi produksi dan fasilitas ekspor. - Kebijakan yang Kurang Mendukung
Regulasi yang tumpang-tindih dan insentif terbatas membuat iklim industri kurang kondusif.
Apa Solusi untuk Bangkitkan Kembali Industri RI?
- Perkuat industri hilir untuk mengurangi ketergantungan impor.
- Berikan insentif fiskal bagi sektor yang sedang lesu.
- Tingkatkan proteksi terhadap produk impor yang membanjiri pasar domestik.
- Perbaiki infrastruktur logistik untuk tekan biaya produksi.
Kesimpulan: Perlunya Aksi Cepat untuk Selamatkan Industri
Beberapa sektor industri Indonesia sudah masuk fase kritis dan membutuhkan intervensi kebijakan segera. Jika tidak, dampaknya bisa meluas ke lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.