Presiden Prabowo Subianto menyampaikan langsung keinginan Indonesia untuk ikut dalam pengembangan jet tempur generasi 5.0 Turki KAAN.
Prabowo menyampaikan keinginan Indonesia untuk berpartisipasi dalam proyek pengembangan jet tempur generasi kelima (KF-5.0) yang sedang tergarap oleh Turki.
Proyek jet tempur KF-5.0 merupakan bagian dari ambisi besar Turki dalam memodernisasi angkatan udaranya. Jet ini terrancang untuk bersaing dengan pesawat tempur canggih seperti F-35 Amerika dan Su-57 Rusia.
Mengapa Prabowo Ingin Indonesia Terlibat?
- Transfer Teknologi Pertahanan
- Indonesia memiliki pengalaman dalam pengembangan alutsista, seperti pesawat N-219 dan kerja sama dalam proyek KF-21 bersama Korea Selatan.
- Keterlibatan dalam proyek KF-5.0 dapat membuka peluang transfer teknologi, terutama di bidang avionik, radar, dan mesin jet.
- Memperkuat Industri Pertahanan Nasional
- Dengan berpartisipasi, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Len dapat mengembangkan kapasitas produksi dan riset pesawat tempur.
- Mengurangi Ketergantungan pada Negara Lain
- Saat ini, Indonesia masih mengimpor jet tempur seperti Sukhoi (Rusia) dan F-16 (AS). Proyek bersama Turki bisa menjadi solusi jangka panjang.
Respons Turki dan Tantangan ke Depan
Presiden Erdogan menyambut positif usulan Prabowo, namun belum ada kepastian sejauh mana Indonesia akan terlibatkan. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi:
- Pembiayaan: Proyek jet tempur generasi kelima membutuhkan dana besar.
- Sanksi Internasional: Turki pernah menghadapi sanksi dari AS karena pembelian sistem rudal S-400 Rusia, yang bisa memengaruhi proyek ini.
Permintaan Prabowo agar Indonesia dilibatkan dalam proyek KF-5.0 Turki menunjukkan langkah strategis untuk memodernisasi TNI AU. Jika terealisasi, ini bisa menjadi lompatan besar bagi industri pertahanan Tanah Air.